Senin, 09 Desember 2013

Pelangi Ku




Pelangi ku 

Malam yang pekat kabut usai menyelimuti kota ini

Gerimis hujan pun terlihat menjauh dari pandangan ku

Sunyi hati termenung duduk  di sebuah teras rumah ini

Sesal sedih kian melambai dan menghampiri ku

Ketika cinta ku di butakan sebuah impian yang tak pasti

Memuja kesetiaan demi mempertahankan mu

Mengukuhkan harapan bakal gapai semua cita

Mencoba Meruntuhkan awan yang bertaburan di langit biru

Mengubah semua jalan yang semestinya aku lewati

Kini aku telah tersesat....

Dalam perjalanan yang mungkin membunuh ku secara perlahan

Di saat jalanku buntu kao malah berselak pergi untuk meningkalkan ku

Pergi memilih untuk  tak pernah lagi mengenal ku

Itu ucapan mu saat terahir kita bertemu

Hati ku hancur seperti kaca yang  jatuh dalam sebuah ketinggian

Berkeping – keping dan kecil untuk dapat terlihat sebuah mata

Mata yang dulu dapat melihat senyum mu kala berbinar

Sekarang tampak sebuah gelap yang membelengu

Hati ini seperti kertas yang terlipat

Takan pernah lagi pena mampu menuliskan sebuah  syair kehidupan

Dengan posisi ku masih ter halang sebuah lipatan tadi

Setiaku menungu akan sebuah keajaiban yang dapat menjawap

Esok hari atau lusa bahagiaku pasti kan ku raih dengan sempurna